Kenali Kami Lebih Jauh

Dibalik layar Eruditio : Inspirasi dan Aksi Nyata

Saat lulus sebagai Sarjana Filsafat dari Universitas Indonesia, tentu Mikael tidak tahu bahwa perjalanan karirnya lebih banyak di dunia digital marketing dan data analytics. Membaca buku-buku filsafat masih dilakukan, namun kini literatur bacaannya kini lebih banyak di data dan marketing.

Perjalanan ini dimulai saat Mikael mengambil keputusan untuk belajar data science lewat bootcamp di tahun 2021. Sambil belajar, lewat X (waktu itu Twitter), segala yang baru dipelajari dibagikan di platform itu. Responsnya cukup baik, dan dari akun yang followers di bawah 1000 kini sudah hampir menyentuh 30 ribu.

Lewat X, Mikael berinteraksi dengan banyak orang, baik dari praktisi di dunia data atau awam yang ingin belajar data analisis. Lewat interaksi ini, secara bersamaan jadi lebih paham juga bagaimana kebutuhan atas edukasi di luar pendidikan formal itu sangat dibutuhkan. Dan, ini tidak terbatas pada topik data. Antusiasmenya memang terasa besar.

Demi bisa menjembatani kebutuhan tersebut, Mikael berinisiatif untuk menyelenggarakan beberapa webinar dan juga workshop, baik itu gratis maupun berbayar. Peminatnya cukup tinggi. Dari rentang Maret sampai November, sudah terselenggara lebih dari 20 workshop dan webinar. Kegiatan ini makin memberikan pemetaan kebutuhan dan problem dari kelas-kelas di luar pendidikan formal. Dari sini, muncul ide untuk membuat satu wadah khusus untuk mereka yang butuh materi atau latihan yang bakal mempertajam skill.

Wadah yang kini dinamakan Eruditio itu muncul dari refleksi kuat atas pengalaman-pengamalan di atas. Diharapkan dengan mengenal lewat pengalaman nyata, Eruditio akan bisa lebih dekat dengan penggunanya dan lebih memberikan manfaat.

Visi

Eruditio menjadi jembatan bagi pemula atau yang sudah mulai mempelajari berbagai skill dengan memberikan materi ajar dan juga simulasi kerja yang sebisa mungkin meniru skenario kerja di dunia nyata. Tujuannya untuk melatih insting kuat dalam menyelesaikan masalah, tidak terbatas pada pemahaman teori saja.

Jika ingin tahu lebih banyak tentang Eruditio, dan ingin dibantu lebih jauh lagi dalam karier, silahkan ikuti kami dan mulai perjalanan dari sekarang!

Kisah Pendirian

Ide hanya jadi ide dan tidak ada manfaatnya jika tidak diwujudkan. Rencana dan cetak biru sudah ada, namun sulit jika dikerjakan sendiri. Maka kolaborasi pun dibutuhkan. Mikael sebagai founder lalu mulai berkenalan dengan Fariz Zulfadhli, yang akhirnya menjadi co-founder. Project yang waktu itu belum ada nama itu pun diperkenalkan oleh Mikael kepada Fariz. Diskusi lanjutan pun berjalan, dan mereka sepakat untuk menjadikan ini jadi sebuah wadah yang diharapkan akan bermanfaat kepada khalayak luas.

Tantangannya memang bagaimana membuat sebuah wadah di mana mereka yang sedang meningkatkan skill bisa mencoba melatih diri melalui materi yang meniru problem di lapangan. Dengan ini, ilmu yang dipelajari lewat kursus atau malah lewat pendidikan formal bisa diterapkan dalam simulasi ini. Seakan-akan sudah bekerja, jadinya ketika menghadapi dunia kerja secara nyata, pengguna bisa lebih tanggap situasinya.

Tentu untuk bisa mencapai tujuan di atas, masih ada perjalanan panjang yang harus dilalui.

Mikael Dewabrata

Founder

Fariz Zulfadhli

Co-Founder